Banser dan Pagar Nusa bantu kawal Kyai Misbahul Munir Kholil MA di Ponpes Nurul Iman 2

Tapung (ansorkampar.or.id)- Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dan Pesilat Pagar Nusa bantu kawal KH. Misbahul Munir Kholil MA di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Iman 2 Desa Sumber Makmur pada acara Haflah Attasyakur wal Ikhtitam ke 17, Sabtu Pagi (28/5/2023).

Hadir pada acara tersebut Kapolsek Tapung Kompol Ihut Manjalo Tua Sinurat SH MH diwakili Panit Binmas Iptu Jamaluddin, Komandan Koramil 16/Tapung Kodim 0313/Kampar Kapten Arm Alza Septendi, Ketua Ansor Cabang Kampar Wahid Arbangi S Pd I diwakili oleh Sekretaris Cabang Nur Sahrum S I Kom, Ketua PSNU Pagar Nusa Cabang Kampar M Rizal Muhaimin El Jabali S Sy, Ketua Ansor Anak Cabang Tapung Riwut Purdianto S Pd, orang tua dan wali santri serta alumni santri Ponpes Nurul Iman.

Sebanyak 23 santri yang telah hafal juz 30 mendapatkan sertifikat tanda kelulusan, pembagian sertifikat oleh pimpinan yayasan Nurul Iman Jambi yakni Nyai Hajjah Bahriyyah, dan Pimpinan Ponpes Nurul Iman 2 Desa Sumber Makmur yakni Kyai Ismartoyo, setelah pembagian sertifikat Nyai Hajjah memberikan tausyiah bahwa santri yang telah lulus sampai kapanpun tetap santri, begitu juga orang tua santri.

"Para santri yang telah lulus dari sini, dimanapun kalian berada status santri harus tetap dipegang teguh, hafalan juz 30 harus selalu dihafal, begitu juga orang tua santri, tidak ada istilah mantan orang tua santri, hendaknya agar mengunjungi pondok dan menjalin silaturrahmi kepada guru atau ustadz yang ada di pondok pesantren, agar ilmu anak santri mendapatkan keberkahan", pesan Bu Nyai Bahriyyah.

Kapolsek Tapung Kompol Ihut Manjalo Tua Sinurat SH MH diwakili Panit Binmas Iptu Jamaluddin, dalam penyampaianya berpesan bahwa santri setelah lulus dari pondok pesantren bisa berprofesi dan bercita-cita apa saja boleh, tidak harus menjadi ustadz dan kyai.

https://ansorkampar.or.id/wp-content/uploads/2023/06/Screenshot_2023_0625_040555.png

"Silahkan santri yang lulus pondok pesantren bercita-cita serta berprofesi apapun dimasyarakat, boleh jadi kades, polisi, tentara, pedagang, politikus, pengusaha, bupati, camat, petani dan lain-lain, santri tidak harus jadi ustadz dan kyai, karena setiap santri memiliki minat dan bakat yang berbeda-beda", pesan Iptu Jamal SH.

KH. Misbahul Munir Kholil MA Pimpinan Aswaja NU Center dalam tausyiahnya menyampaikan bahwa keberkahan ilmu akan didapat bila seorang santri murid memiliki sikap mental yang baik (hormat kepada guru) selama mengikuti proses belajar mengajar, bahkan dalam Kitab Ta’lim al-Muta’allim Az-Zarnuji menjelaskan detail tentang adab-adab murid terhadap guru.